Menjalani terapi
kesuburan memang bisa
menimbulkan stres
tersendiri. Padahal, stres
sering dituding menjadi
salah satu pengganjal
kesuburan. Bagi Anda yang berencana
melakukan program bayi tabung, kini ada
bukti ilmiah yang menemukan cara untuk
memperbesar peluang kehamilan.
Studi teranyar yang dimuat dalam edisi
online jurnal Fertility and Sterility
diketahui, wanita yang berpartisipasi dalam
latihan keseimbangan tubuh dan jiwa
memiliki angka kejadian kehamilan lebih
tinggi dibanding yang tidak ikut latihan
tersebut. Perbedaannya cukup signifikan, 52
persen berbanding 20 persen.
"Ini adalah indikasi yang sangat kuat bahwa
mempelajari manajemen stres sebelum dan
selama program bayi tabung memiliki
dampak positif bagi terjadinya kehamilan,"
kata Alice Domar, peneliti di bidang bayi
tabung.
Para dokter yang menangani program bayi
tabung (in vitro fertilitization/IVF),
menurut Domar, sering merasa semua aspek
dalam siklus program IVF berada dalam
kontrol medis, sehingga tidak ada ruang
untuk stres. "Kenyataannya, tetap ada rasa
stres bagi pasangan yang melakukannya,"
imbuhnya.
Domar telah melatih lebih dari 100 praktisi
bidang keseimbangan tubuh dan jiwa
mengenai berbagai hal seputar kesehatan
holistik ini mulai dari meditasi, rileksasi otot,
yoga dan olah pernapasan.
Ia juga mengajarkan strategi pengendalian
pikiran untuk mengubah pikiran negatif dan
rasional. "Seringkali pasien IVF datang dan
mengatakan mereka tidak akan bahagia
sebelum memiliki anak biologis dan sering
juga mengatakan saya melakukan
segalanya untuk bisa hamil," katanya.
Gaya hidup juga didiskusikan karena
penelitian menunjukkan nikotin, olahraga,
kafein dan alkohol memiliki pengaruh pada
keputusan yang akan dibuat seseorang.
"Tidak seluruh teknik cocok untuk setiap
orang. Seperti halnya es krim, tidak semua
orang suka semua rasa karenanya
disediakan berbagai varian rasa," ungkapnya.
Pada studi awal yang dilakukan pada
seluruh pasien yang kurang subur
didapatkan hasil 55 persen pasien yang
melakukan latihan holistik sukses hamil,
sedangkan pada grup kontrol hanya 20
persen yang berhasil.
Karena studi tersebut dikritik terlalu
heterogen, maka Domar memfokuskan
risetnya pada pasien IVF dengan melibatkan
143 wanita di Boston yang sudah tiga kali
siklus terapi kesuburan gagal dan akhirnya
disarankan dokter untuk melakukan bayi
tabung. Responden dibagi dalam dua
kelompok, yang mengikuti latihan holistik
dan kelompok kontrol atau tidak
mengikuti latihan.
Pada siklus pertama IVF, di mana hanya 9
persen pasien yang mengikuti sesi pelatihan
holistik, tidak ada perbedaan angka
keberhasilan kehamilan. Pada siklus kedua,
sekitar 76 persen pasien mengikuti sesi
latihan secara lengkap dan ditemukan
angka keberhasilan kehamilan 52 persen,
sementara pada kelompok kontrol hanya
20 persen.
"Program pelatihan holistik membantu
pasien merasa lebih baik secara fisik dan
mental, dan kini terbukti meningkatkan
peluang kehamilan pada pasien IVF,"
katanya.
Sumber : Time
0 komentar:
Posting Komentar