Rabu, 15 Juni 2011

Biji Asam Bisa Pulihkan Syaraf yang Rusak


Para peneliti dari Monash
University, Australia menemukan sebuah
biomaterial baru pada biji asam yang bisa
menumbuhkan kembali syaraf yang rusak
pada otak dan tulang belakang. Ke depan,
penemuan ini diharapkan dapat merevolusi
pengobatan syaraf yang yang rusak akibat
cidera dan penyakit, seperti parkinson.
Andrew Rodda, ilmuan yang tergabung dalam
Monash Material Engineering meneliti
xyloglucan, senyawa yang berasal dari
tanaman asam. Dalam tanaman, xyloglucan
berperan penting untuk menghubungkan sel
yang satu dengan lainnya. Sementara itu,
Andrew Rodda, telah mengkaji khasiat
biomaterial ini pada hewan yang menderita
kerusakan sel syaraf.
Senyawa yang diteliti Rodda ini dapat
disuntikkan dalam bentuk cairan ke bagian
tubuh yang terluka. Secara perlahan,
senyawa itu berubah menjadi gel ketika
suhunya sama dengan suhu badan. Setelah
mencapai sasaran, gel ini bertindak sebagai
struktur pendukung melalui sel-sel sehat
yang dapat bermigrasi serta bisa melekat ke
sistem saraf.
Rodda mengatakan, selama ini terdapat
kekurangan dalam proses penyembuhan
syaraf yang rusak. Menurut dia, dalam
metode penyembuhan selama ini, syaraf
tidak bisa tumbuh kembali karena racun yang
ditinggalkan bekas syaraf yang mati.
"Sel saraf itu sensitif, dan hanya akan tumbuh
di lingkungan yang paling mendukung," kata
Rodda sebagaimana dilansir medindia.net.
"Setelah cidera, sel-sel baru biasanya tidak
dapat menembus ke dalam ruang kosong
setelah kematian massal sel. Rumpun sel di
pinggirnya, membentuk penghalang yang
tidak bisa ditembus. Ini meninggalkan pusat
luka, yang mengandung bahan kimia yang
dapat membunuh saraf yang akan tumbuh."
Menurut Rodda, senyawa ini bekerja dengan
menyediakan tangga-tangga sementara, di
mana sel-sel baru dapat tumbuh dan
menembus bekas luka.
Secara signifikan, sel penolong yang disebut
astrocit akan bergerak menuju gel yang
disuntikkan. Sel-sel ini kemudian
mensekresikan bahan kimia bermanfaat,
yang mungkin membantu menciptakan
lingkungan di mana sel-sel saraf yang halus
bisa bertahan.
Studi yang dilakukan Rodda ini merupakan
bagian dari upaya untuk mendorong
regenerasi syaraf di otak dan sumsum tulang
belakang. Ini didasarkan pada pekerjaan
sebelumnya di Monash University untuk
memahami dan mengontrol pertumbuhan
saraf menggunakan biomaterial.

0 komentar:

Posting Komentar