Rabu, 01 Juni 2011

Kebutuhan Asam folat Dalam tubuh


Asam folat merupakan zat gizi esensial dan
salah satu dari beberapa jenis vitamin B.
Asupan asam folat itu berasal dari makanan
dan sayuran berwarna hijau serta buah-
buahan. Asam folat ini memiliki dua efek
fisiologis utama, yaitu sebagai kofaktor
enzim sintesis deoxyribonucleic acid (DNA)
dan ribonucleic acid (RNA) yang berperan
dalam replikasi sel serta dibutuhkan untuk
mengubah homosistein menjadi metionin.
Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan, orang
dewasa membutuhkan 400 mikrogram per
hari dan wanita hamil minimal sebanyak 800
mikrogram per hari. Dosis ini di sesuaikan
dengan yang direkomendasikan untuk
penggunaan harian oleh RDA (recommended
daily allowance) AS, yaitu angka kecukupan
gizi harian minimal 200 mikrogram per hari
untuk orang dewasa dan 400 mikrogram
untuk ibu hamil.

Dari beberapa penelitian yang sudah
dilakukan, dinyatakan bahwa asupan asam
folat sangat penting bagi
wanita hamil. Folat
sangat penting untuk mencegah terjadinya
neural tube defect (NTD). Cacat bawaan ini
terjadi pada bayi-bayi yang kekurangan folat
ketika masih janin di dalam kandungan ibu.
Penelitian Czeizel tahun 1993 di Hongaria,
memperlihatkan bahwa asam folat
sebanyak 0,4 miligram sebelum hamil dapat
menurunkan risiko NTD sebesar 50 persen.
Sementara itu, penelitian Berry RJ dan
rekannya di Cina tahun 1999 menemukan
bahwa risiko NTD bisa menurun sebanyak 85
persen dengan cara mengonsumsi asam folat
sebesar 0,4 miligram sebelum dan di awal
kehamilan.

Nancy S Greer dari Institute of Medicine
Report Food and Nutrition Board di tahun
2002 mempublikasikan mengenai anjuran
perempuan usia produktif untuk
mengonsumsi asam folat sebanyak 400
mikrogram per hari. Untuk mencegah NTD,
dia menganjurkan dosis yang lebih besar,
yaitu 4.000 mikrogram per hari.
Dari laporan PT Blackmores Indonesia yang
disampaikan Kepala Manajemen Produknya,
Monica Katrin, menjelaskan tentang
penelitian pencegahan NTD di Cina. Di tahun
1999, dengan populasi penelitian sebanyak
130.142 orang wanita, diberikan asam folat
sebelum atau selama kehamilan. Sedangkan,
sebanyak 117.689 orang wanita tak
mengonsumsi folat. Semuanya diambil dari
daerah Cina bagian utara dan Cina bagian
selatan. Kesimpulan penelitian itu
menyatakan bahwa pengurangan risiko NTD
terjadi sampai 80 persen pada wanita di Cina
bagian utara, dan 41 persen di Cina bagian
selatan. ''Manusia bergantung kepada
makanan sebagai sumber asam folat.
Walaupun manusia memiliki bakteri yang
memproduksi folat di dalam sistem
pencernaannya,namun, kontribusinya relatif
kecil,''papar Monika dalam pemaparannya di
Jakarta, beberapa waktu lalu. Tak hanya itu
saja, konsumsi asam folat dari makanan
alamiah sehari-hari relatif sangat kecil,
bahkan mencapai 50 persen saja dari
kebutuhan harian. Sementara itu, asam folat
sintetis yang dikonsumsi, daya serapnya
mencapai 85-100 persen. ''Di dalam tubuh,
cadangan asam folat di simpan di hati. Bila
manusia mengonsumsi asam folat secara
berlebihan, maka tubuh akan membuangnya
melalui sistem urine,''sambungnya. Karena
keterbatasan serapan asam folat dari
makanan sehari-hari itu, maka dia
menyarankan agar menambah folat dari
sumber lain. Sumber tersebut berasal dari
makanan yang difortifikasi atau suplemen
asam folat yang banyak tersedia di pasaran.

0 komentar:

Posting Komentar