Jumat, 17 Juni 2011

Makan Ubi Lebih Sehat Dibanding Makan Nasi


Meski sama-sama
mengandung karbohidrat, umbi-umbian
dianggap kurang elit sehingga makin
ditinggalkan dan digantikan nasi yang berasal
dari padi-padian. Padahal dilihat dari
kandungan seratnya, singkong dan ubi lebih
sehat dari nasi.
Menurut data dari Badan Ketahanan Pangan
tahun 2009, konsumsi umbi-umbian di
Indonesia rata-rata hanya mencapai 51,7
persen. Sebaliknya padi-padian semakin
populer sehingga tingkat konsumsinya
mencapai 118,5 persen lebih tinggi dari yang
dianjurkan.
Kondisi ini menurut Direktur Bina Gizi
Kementerian Kesehatan, Dr Minarto MPS
menyebabkan asupan gizi orang Indonesia
tidak seimbang. Apalagi menurut data
tersebut, konsumsi sumber serat yang lain
yakni buah dan sayuran juga baru mencapai
96,7 persen dari yang dianjurkan.
"Padi-padian mengandung energi yang terlalu
tinggi, sedangkan seratnya kurang. Dalam hal
ini umbi-umbian lebih sehat karena seratnya
lebih tinggi," ungkap Minarto dalam jumpa
pers di Gedung Kemenkes, Jl Rasuna Said,
Jumat (17/6/2011).
Kandungan energi atau kalori yang terlalu
tinggi dalam padi-padian menjadi tidak sehat
jika tidak diimbangi dengan olahraga atau
aktvitas fisik lainnya. Kalori yang
menumpuk bisa memicu kegemukan maupun
peningkatan kadar gula di dalam darah.
Sementara itu, kekurangan serat bisa
menyebabkan berbagai gangguan pada
sistem pencernaan mulai dari yang paling
ringan seperti susah buang air besar hingga
yagn berat seperti kanker. Berbagai
penelitian membuktikan, kurang serat bisa
meningkatkan risiko kanker usus.
Bahan makanan yang termasuk kelompok
umbi-umbian antara lain talas, ubi jalar, ubi
kayu atau singkong dan sebagainya. Selain
mudah didapatkan karena banyak dijual di
pasar tradisional maupun supermarket, umbi-
umbian juga bisa ditanam sendiri karena tidak
butuh lahan khusus.
Kelompok bahan pangan lainnya yang juga
dikonsumsi terlalu banyak di Indonesia
adalah minyak dan lemak, yakni 114 persen.
jika tidak dikurangi, kelebihan lemak dan
minya bisa meningkatkan kadar kolesterol
jahat dan risikopenyakitkardiovaskular.
Sementara itu konsumsi pangan hewani dan
kacang-kacangan masih harus ditingkatkan
karena masih lebih rendah dari yang
dianjurkan, masing-masing 60 persen dan 69,7
persen. Kedua kelompok bahan pangan ini
merupakan sumber protein, yang penting bagi
pertumbuhan sel dan tinggi badan.

0 komentar:

Posting Komentar