Tanpa disadari orang
yang merokok umumnya memiliki berat
badan lebih kurus dibanding yang non-
perokok. Hal ini ternyata dipengaruhi
kandungan nikotin di dalam rokok yang bisa
mengganggu perilaku makan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari
Yale University, Amerika Serikat telah
menemukanpenyebaborang yang
merokok memiliki berat badan lebih kurus
dan akan menjadi gemuk setelah ia berhenti
merokok yaitu pengaruh dari nikotin.
Kondisi ini yang kadang membuat beberapa
orang tidak mau berhenti merokok, karena
akan membuat berat badannya meningkat
jadi gemuk. Padahal mencegah obesitas
dengan merokok hanya akan memberi efek
yang sangat kecil, tapi akan memberikan
banyak kerugian.
"Para perokok rata-rata memiliki berat
badan yang 2,5 kg lebih ringan dibandingkan
dengan non-perokok," ujar ketua studi
Profesor Marina Piccotto, Jumat (10/6/2011).
Dalam studi ini peneliti memberikan nikotin
pada tikus setiap harinya selama 30 hari dan
menemukan bahwa tikus tersebut menjadi
berkurang asupan makanannya sebesar 50
persen dan kehilangan lemak tubuh sebesar
15-20 persen lemak tubuh.
Pada studi sebelumnya telah ditunjukkan
efek nikotin dalam otak yang bisa mengikat
reseptor beta 2 yang memang bertanggung
jawab terhadap keinginan yang kuat
sehingga membuatnya menjadi ketagihan.
Namun Prof Piccotto secara signifikan
menemukan pengaruh nikotin terhadap
reseptor beta 4 yang terdapat di sel-sel saraf
pada wilayah otak hipotalamus yang
dikenal berperan pada perilaku makan.
"Reseptor ini sebenarnya tidak diperuntukkan
bagi nikotin, tapi untuk asetil kolin, yaitu
suatu neurotransmitter yang terlibat dalam
sejumlah proses termasuk untuk aktivasi
otot," ungkapnya.
Pengaruh nikotin terhadap reseptor beta 4
tersebut yang bisa menekan nafsu makan
seseorang sehingga membuat tubuh perokok
lebih kurus dibanding non-perokok. Hal ini
semakin menambah dampak negatif dari
rokok terhadap kesehatan.
Sumber : ABC.net.au
0 komentar:
Posting Komentar