Senin, 27 Februari 2012

Terbangun Pada Malam Hari Baik Untuk Kesehatan


Seorang psikiater bernama Thomas
Wehr melakukan percobaan di mana
sekelompok orang diminta untuk tidur
14 jam setiap hari selama satu bulan.
Butuh waktu bagi para peserta agar
dapat mengatur pola tidurnya. Pada
minggu keempat, kesemua peserta
telah dapat menyesuaikan pola
tidurnya. Peserta tidur selama empat
jam, kemudian bangun selama satu atau
dua jam kemudian tidur lagi selama
empat jam.
Tak hanya itu, ilmuwan bernama Roger
Ekirch dari Virginia Tech menerbitkan
makalah yang disusun dari penelitian
selama 16 tahun. Ia mengungkapkan
banyak bukti sejarah bahwa manusia di
zaman dahulu terbiasa tidur selama dua
waktu dalam semalam.
Bukunya yang berjudul 'At Day's Close:
Night in Times Past' berisi lebih dari
500 referensi pola tidur dari buku
harian, catatan pengadilan, catatan
kesehatan dan buku sastra. Buku ini
menggambarkan tidur pertama dimulai
sekitar dua jam setelah senja, kemudian
terbangun selama satu atau dua jam
dan kemudian tidur lagi untuk yang
kedua kalinya.
Selama periode bangun di antara dua
tidur ini, tubuh cukup aktif. Orang
sering bangun, pergi ke toilet atau
merokok dan bahkan mengunjungi
beberapa tetangga. Namun kebanyakan
orang tetap di tempat tidur, membaca,
menulis dan seringkali berdoa. Sudah
ada banyak buku tentang doa yang tak
terhitung jumlahnya dari abad ke-15
berisi tentang doa khusus untuk jam di
antara dua tidur ini.
Petunjuk dari dokter di Perancis abad
ke-16 menyarankan kepada pasangan
suami istri bahwa waktu terbaik untuk
hamil bukan setelah bekerja seharian,
tetapi setelah bangun dari tidur
pertama, yaitu ketika suasana lebih
tenang dan dapat berhubungan seks
dengan lebih baik.
Gagasan yang mendukung tidur
pertama dan kedua ini mulai
menghilang selama abad 17-an. Diduga
hal ini disebabkan kalangan kelas atas di
Eropa Utara menurunkan kebiasaannya
tidur selama 8 jam penuh ke seluruh
masyarakat Barat. Pada tahun 1920,
kebiasaan tidur pertama dan kedua
telah sepenuhnya hilang.
"Malam hari pada abad ke-17 berkaitan
dengan banyak hal yang tidak baik.
Malam adalah waktu yang dihuni oleh
orang-orang jahat, pelacur dan
pemabuk. Tidak ada gengsi atau nilai
sosial yang berkaitan dengan begadang
semalaman," kata sejarawan, Craig
Koslofsky, penulis buku 'Evening's
Empire'.
Saat ini, kebanyakan orang tampaknya
telah beradaptasi untuk tidur selama
delapan jam penuh. Tetapi Ekirch
percaya bahwa banyaknya gangguan
tidur saat ini berasal dari dorongan
alami dari tubuh untuk tidur terpotong
tiap empat jam sekali. Itulah mengapa
banyak orang yang mengaku insomnia
kemudian tidak mudah tertidur
kembali.
"Banyak orang bangun di malam hari
dan kemudian panik. Saya memberitahu
mereka bahwa apa yang mereka alami
merupakan pola tidur yang terpisah dan
hal itu baik bagi mereka. Lebih dari 30%
gangguan kesehatan yang terjadi
disebabkan dari tidur, baik langsung
maupun tak langsung," ujar Russell
Foster, profesor jam tubuh
neuroscience di Oxford University.
Jacobs menunjukkan bahwa periode
antara bangun tidur bisa memainkan
peran penting bagi manusia untuk
mengatur stres secara alami. Dalam
catatan sejarah, ditemukan bahwa
banyak orang yang memanfaatkan
waktu itu untuk merenungkan
mimpinya.
"Saat ini hanya sedikit orang yang
melakukan hal ini. Maka bukan hanya
kebetulan jika dalam kehidupan
modern, jumlah orang yang mengalami
kecemasan, stres, depresi,
ketergantungan alkohol dan
penyalahgunaan narkoba semakin naik,"
kata Dr Jacobs.
Jadi, jika terbangun di tengah malam,
pikirkanlah kebiasaan orang-orang di
masa lampau dan bersantai. Karena
terbangun di tengah malam bisa jadi
baik untuk kesehatan.

sumber:BBC

0 komentar:

Posting Komentar