Minggu, 08 April 2012

Tentang Penyakit Autisme



Penyakit Autisme merupakan penyakit yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan anak,Gangguan akibat penyakit Autisme biasanya berpengaruh pada interaksi sosial anak,perilaku serta cara berkomunikasi anak.

Penelitian yang dilakukan Tommy Movsas dari Michigan State University ini menunjukkan bahwa bayi yang lahir prematur punya risiko untuk mengidap autisme dengan tingkat keparahan lebih tinggi. Demikian juga jika lahirnya lebih lama dari masa kehamilan yang normal, risikonya juga sama tinggi.

Jika seorang anak yang autis lahir lebih lama dari 42 pekan masa kehamilan, maka diduga tingkat keparahannya bisa lebih tinggi karena paparan hormon yang terlalu lama. Namun dugaan ini belum menjadi kesimpulan final sejauh ini dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Sementara itu jika anak autis lahir terlalu cepat dari masa kehamilan yang normal, maka risiko mengalami tingkat keparahan lebih tinggi diyakini berhubungan dengan faktor genetik. Beberapa kelainan genetik yang memicu kelahiran prematur diduga turut mempengaruhi risiko autisme.

Berbagai kecenderungan ini terungkap ketika Movsas melakukan pengamatan terhadap 4.200 ibu yang memiliki anak autis berusia antara 4-21 tahun. Ibu-ibu ini diwawancarai terkait lamanya waktu mengandung sebelum melahirkan anaknya yang kemudian didiagnosis autis.

Lamanya masa mengandung berdasarkan pengakuan para ibu tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 4 kategori. Kategori pertama adalah sangat prematur (kurang dari 34 pekan), prematur (34-47 pekan), standar (37-42 pekan) dan terlambat atau post-term (di atas 42 pekan).

Hasil analisis menunjukkan, bayi yang lahir sangat prematur, prematur maupun malah terlambat cenderung mengidap autisme dengan tingkat keparahan lebih tinggi dibandingkan yang lahir pada masa kehamilan yang normal. Meski demikian, tidak disimpulkan adanya hubungan sebab akibat.

"Kelahiran pada usia kehamilan yang normal tampaknya mengurangi tingkat keparahan gangguan autisme, dan tipe autisme cenderung berbeda tergantung lamanya masa mengandung," kata Movsas yang mempublikasikan penelitiannya di Journal of Autism and Development Disorders.

Sumber : Healthday

1 komentar: